Tulisan ini aku dedikasi’in buat temen-temen yang mau menghadapi susahnya ujian nasional, untungnya bukan ujian internasional ,,, hahaha kalau sampai ada, ya buyar. Dari judul di atas sudah dapat di pastikan 90% dari pembaca langsung menyimpulkan bahwa aku seorang pecontek. Gak terlalu sih (asli sumpah gak bo’ong, kalau gak percaya Tanya aja sama temen-temen SMAku), aku bukan seorang pecontek, tapi aku juga bukan seorang manusia dengan segala kesempurnaannya. Mencontek itu buruk (katanya), emang bener , aku udah Tanya ke temenku anak jurusan psikolog. Kata temenku itu mencontek itu secara nggak langsung akan berdampak negatif pada pribadi, tapi juga akan berdamapak POSITIF untuk umum. Jadi buat kalian yang suka nyontek, kalian gak sepenuhnya salah, juga gak sepenuhnya benar, tinggal sikap kalian sendiri mau MENDOMINASIKANNYA ke yang baik atau ke yang salah (saran ke yang baik aja yah). Untuk dampak negatifnya adalah secara tidak langsung mencontek membuat kita malas belajar(SECARA TIDAK LANGSUNG, jadi kalian bisa saja tetap semangat belajar walaupun kalian sering nyontek, tergantung dari konsep diri kalian sendiri), mempengaruhi tingkat percaya diri, dan membuat kita akan mengesampinkan tanggung jawab dan akan sulit berhasil menggapai sesuatu sendiri. Ada saat di mana kalian nanti akan merasa benar-benar sendiri dan di saat itu kalian hanya bisa mngandalkan diri kalian sendiri (saat itu, yakinlah, ada juta’an orang yang ada di belakangmu dan mendukungmu, dan sebut namaku karena itu bisa menenangkanmu, hahai). Tapi , ada berjuta kata TAPI dalam pikiranku, tapi kita di dunia ini tidak hidup sendiri, tuhan menciptakan kita dari rahim ibu kita itu semua karena tuhan punya tujuan pasti untuk kita, dan salah satunya untuk bersosialisasi tentunya. Yups, mencontek secara nggak langsung membuat erat harmoni kita dengan sesame, apa salanya berbagi. Kita boleh menunjukan kejujuran kita, kita boleh menunjukan bahwa kita bagian dari orang beriman yang selalu jujur (wuszz..) bagian dari orang yang bertanggung jawab, bagian dari diri sendiri TAPI kita juga harus menunjukan bahwa kita bagian dari kelompok dan bagian dari umum, why? Untuk menjaga harmoni bersama tentunya,, inget kalian gak bisa hidup sendiri . mahluk social man. Pererat komunikasi kalian, karena komunikasi lah yang natinya akan tetap menjaga hubungan kalian, menjaga budaya kalian.
VIVAnews - Rasa jenuh dengan aktivitas sama setiap harinya dapat menimbulkan depresi. Kebosanan ini juga bisa membuat otak Anda merasa 'kurang tertantang'. Jika Anda sering mengalami hal ini, jangan diam saja. Lakukan latihan berikut ini yang bisa membuat Anda seperti memiliki otak 'baru'.
Dorothea Brande, penulis dan editor asal Amerika Serikat yang terkenal dengan bukunya "Wake Up and Live and Becoming a Writer", menyarankan beberapa latihan mental untuk membuat pikiran Anda jadi lebih tajam. Latihan-latihan dimaksudkan untuk menarik Anda keluar dari kebiasaan dan rutinitas, memberikan Anda perspektif berbeda, serta menempatkan Anda dalam situasi yang membutuhkan akal serta kreativitas dalam memecahkan masalah.
Brande percaya, hanya dengan melakukan pengujian dan peregangan sendiri Anda mengembangkan kekuatan mental. Berikut sembilan latihan yang disarankan oleh Brande yang bisa Anda coba, seperti dikutip dari Divine Caroline.
1. Habiskan satu jam setiap harinya dengan tidak berkata apa-apa. Kecuali, untuk menjawab pertanyaan secara langsung, di tengah-tengah kelompok, tanpa menimbulkan kesan bahwa Anda merajuk atau sakit. Cobalah bersikap sebiasa mungkin.
2. Berpikirlan selama 30 menit setiap hari tentang satu subjek. Mulailah dengan berpikir dalam lima menit jika 30 menit terlalu lama.
3. Berbicaralah selama 15 menit per hari tanpa menggunakan kata "Aku", "Saya", dan "Milik saya".
4. Cobalah untuk diam di tengah keramaian
5. Lakukan kontak dengan orang baru dan biarkan ia menceritakan banyak hal soal dirinya tanpa ia menyadari.
6. Ceritakan secara eksklusif tentang diri sendiri dan kesenangan Anda tanpa mengeluh, membual atau membuat bosan teman Anda.
7. Buat rencana selama dua jam per hari dan lakukan rencana itu dengan konsekuen.
8. Buatlah 12 kegiatan yang dilakukan secara acak dan spontan. Misalnya, sepulang mendatangi tempat makan yang belum pernah dikunjungi sebelumnya lalu pulang bukan dengan naik taksi tetapi ojek. Atau, biasanya pada pagi hari Anda minum kopi, minumlah air putih atau jus. Usahakan kegiatan tersebut berbeda dari rutinitas Anda.
9. Dari waktu ke waktu, luangkan setiap harinya menjawab "Ya" untuk setiap permintaan orang lain, tapi tentunya yang masuk akal.
sumber: http://id.news.yahoo.com